Bonjour! Navigations Time Machine
Credit
Edited by Elfrida |
Zebra Astrea
Sabtu, 26 Mei 2012
Apa yang harus dilakukan setelah kendaraan melewati banjir dan mesin mati?Mesin mati setelah melalui jalan banjir bisa disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Bahan bakar bercampur air (khusus tipe karburator). Bila bahan bakar tercampur air mengakibatkan bahan bakar sulit terbakar.
2. Terdapat
embun pada penghantar arus listrik sistem pengapian sehingga terjadi
konslet. Akibatnya percikan api busi kecil atau tidak ada sama sekali.
3. Air
masuk ke dalam mesin melalui saringan udara, sehingga mesin menghisap
dan mengkompresikan air. Akibatnya tidak terjadi pembakaran.
Setelah kendaraan melewati banjir, langkah-langkah bisa dilakukan antara lain:
1. Matikan mesin dan jangan berusaha untuk menghidupkan mesin, karena bisa mengakibatkan water hammer.
2. Pindahkan kendaraan dengan mendorong kendaraan ke tempat yang terbebas dari genangan air.
3. Periksalah
saringan udara bila saringan basah. Lepaskan semua busi, kemudian start
mesin hingga tidak terjadi semburan air dari lubang busi lagi.
4. Periksa terminal kabel busi dan tutup distributor, bila terdapat air keringkan dengan tissue.
5. Pasanglah busi, kabel busi, tutup distributor dan saluran udara. Untuk sementara jangan pasang saringan udara.
6. Hidupkan
lagi dan pastikan mesin hidup dengan normal. Jika putaran stationer
mesin tidak normal, atur putaran mesin dengan yang lebih tinggi.
Pertanyaan dasar buat pemilik baru Espass (yang tidak tahu mesin)
1. Apakah Espass tahan banjir ?
espas
tahan banjir? tidak jika kondisi banjirnya lewat setengah ban, karena
posisi delco distributor (jantung pengapian mesin mobil ini) berada
hanya kira2 setinggi lutut kita, jika lubang hisap yang ada di delco ini
kemasukan air, it can not be helped… kecuali..
- pasang antimo di lubang delco tersebut, minta ke bengkel resmi daihatsu dan itu gratis.
- pasang mudguard terutama di roda depan sebelah kiri untuk menghalangi air menerjang langsung ke delco…
-
pasang skid plate di bawah delco… kalo belum terpasang… silakan
browsing di zec.invisionplus.net untuk info lebih lanjut masalah ini…
2. Apa saja yang hal perlu diperhatikan pada Espass Second, untuk menghindari hal2 yg tidak diinginkan ?
-
Cek ke pemilik lama kapan terakhir ganti timing belt, ini komponen yang
fatal jika putus saat mesin hidup, karena timing belt menggerakkan cam
shaft yang mengatur klep hisap dan buang mesin, jika klep tidak tertutup
saat mesin berputar… piston bisa mentok dan rusak… ini harus turun
mesin…
-
Radiator, pemilik espass selalu mengeluhkan mesin yang overheat, selalu
rajin periksa ketinggian air di expansion tank radiator dan air di
radiator, ganti tutup radiator jika sudah tidak menutup sempurna (pegas
tutup radiator dan karet2nya sudah rusak) juga cek sambungan “T” dari
selang kecil sebelah kanan atas radiator (bukan yang besar) biasanya
sambungan itu tersumbat, ganti baru saja murah kok, lebih afdol lagi
jika servis radiator, kerak2 di radiator akan dibersihkan dengan cara
dibongkar dan dipatri kembali seperti semula.
-
plat kopling dan dekrup (bengkel menyebut kampas kopling dan matahari),
jika injakan pedal kopling sudah terlalu tinggi dan tidak bisa disetel
lagi, kemungkinan sudah harus diganti, coba rasakan saat oper gigi
apakah mesin masih responsif terhadap sentakan pedal kopling atau tidak.
-
kampas rem, untuk rem depan bisa dilihat dari celah yang ada di kepala
babi discbrake, jika garis penanda di kampas rem depan sudah menipis,
sebaiknya ganti saja, untuk rem belakang musti bongkar tromol dan lihat
ketebalan kampasnya, jika sudah termakan salah satu sisi (tidak sama
ketebalannya) ganti baru saja, ini sekalian sama periksa ketinggian
minyak rem di tangki master rem di dashboard sebelah kanan, buka pintu
depan kanan untuk melihatnya, should be between min and max don’t get
too low.
-
gearbox dan gardan, ganti oli saja biar yakin, sekalian dilihat apa ada
oli yang bocor di daerah gearbox dan gardan, juga cek kondisi cross
joint yang menghubungkan gearbox dan diff gear roda belakang, kalo waktu
mundur dengan cepat kita dengar bunyi mendengung dan ‘dugh’ dari roda,
bisa jadi cross joint minta jajan.
Yang itu buat safety yang umum2 saja… kalo mau lebih detail untuk performa…
-
Cek nilai tahanan kabel busi ke4nya setidaknya mempunyai nilai tahanan
yang sama, juga periksa kondisi tutup delco, ada arang di tengah2 tutup
yang menggunakan pegas, kalo sudah aus sebaiknya beli baru, platina
(kalo pake platina) cek keausan contact point nya.
-
Tes api hasil percikan di busi, lepas semua busi dari mesin, dan pasang
di kabel busi dengan posisi kepala busi menempel ke besi body mesin,
start mesin sambil memperhatikan percikan api, kalo biru terang koil nya
masih bagus, kalo biru kemerahan it’s ok… kalo merah banget… bye2 koil…
(Ati2 ya bro pada saat melakukan eksperimen ini)
-
Dinamo amper,bongkar dan perhatikan cool brush (sikat arang) yang sudah
dilepas, kalo sudah aus terlalu banyak, sebaiknya diganti saja karena
dinamo amper andilnya sangat besar untuk mengisi aki no matter how good
the battery is… kalo dinamo amper ga ngisi ya bye2 tuh aki…
-
Spooring and balancing, jika roda kemudi terasa tidak pada posisi lurus
saat mobil bergerak lurus coba spooring dulu, kalo udah pake velg
racing dan masih terasa bergetar di kecepatan tinggi, coba balance
roda2nya, di deket alexindo bekasi spooring dan balancing komplit
sekitar 200rban. Velg kaleng? jangan dipake ngebut di atas 100kpj…
dangerous.. saya udah pernah 140 kpj pake velg kaleng…. gemetar hebat…
setelah pake velg racing… biar speedo udah mentok, saya masih injak
terus pedal gasnya…
- Kalo hobi nge-’grip’ di tikungan dengan kecepatan tinggi, saran saya pasang saja stabilizer minimal di roda belakang…
-
Suspensi, shock absorber depan bisa diisi ulang (memangnya aqua…hehe
istilahnya sih disuntik) dan pake per keong, yang belakang pakai
cartridge dan per daun, kalo yang ini musti kerja sama dengan bengkel
kaki2, karena kerjaannya berat kalo dikerjain sendiri.
-
Dan yang paling penting, kembangan si karet bundar alias ban, kalo udah
2mm dari TWI (tire wear indicator) sebaiknya di beliin yang lebih
tebal.
Mas
Yanto, kebetulan saya ikut milis Zebra Espass Club.. dan dari obrolan
sih yang saya tangkep dan saya rasa sendiri dari sisi suspensi Espass
lebih keras dari futura atau ss, tapi dari sisi mengemudi lebih nyaman
(mirip sedan) dan plus2 lainnya: Interior lapang, tampilan espass lebih
bagus (tidak angkot banget), sparepart dan perawatan murah dan mudah,
pintu sliding door (cool..hehehe) tidak memakan tempat. dan terakhir..
harga lumayan murah
Tapi semua berpaling kepada selera dan kebutuhan sih..
point
plus dari carry adalah kehandalan mesin plus irit, kaki2 kuat...makanya
untuk kelas niaga termasuk favorit....sayangnya desainnya lbh terlihat
konservatif,hehehehe......beda dengan zebra/espass yg terlihat lbh
modern..plus sliding door di kiri kanan, bagasi membuka keatas....sangat
memudahkan akses ke kabin...
nah
khusus zebra/espas....krn posisi silinder mesinnya hampir
mendatar....maka posisi busi lbh dekat ke tanah...sehingga sat melibas
banjir potensi air merembes ke konektor busi cukup besar....beberapa
user ada yg menambahkan sejenis sealent di seputar kabel2 busi supaya
lbh kedap air...
sedangkan
problem overheat di zebra/espass suspect utamanya krn radiator yg type 1
ply.....untuk solusinya, banyak user yang mengganti radiatornya dng yg
jenis 2 ply....menurut mereka hasilnya mesin jadi lbh adem ayem...bebas
overheat..
sebaik-baik
suspensi espass adalah standar pabrikannya... kalo mau enak, cek dulu
di kaki belakang, masih pakai berapa lembar per daun di masing2 kaki?
kalo mau sedikit empuk, gunakan 3 lembar saja... daun yang paling atas
adalah main supportnya, lembar kedua lebih pendek dan yang ketiga
biasanya udah jadi satu sama bracketnya...
semua per daun di roll ulang di
tukang per... kalo ga salah ongkosnya 150rban kanan dan kiri belum
termasuk ganti karet2 bushing...
ganti cartridge shock belakang...
aku pakai orisinil daihatsu saja, lebih murah dan terjamin, dulu kena
180rb sepasang. mau manteb lagi? pasang stabilizer... harganya ga tahu
berapa sekarang... mungkin ga nyampe 300rb.
kalau masih terasa limbung di
100kpj, coba cek per depan... hajar polisi tidur tertinggi yang pernah
kamu lihat... jangan kenceng2 cukup 10kpj saja... rasakan ayunan
hidungnya, berapa kali? kalo lebih dari 2 kali, berarti kamu perlu ganti
per spiral dan isi ulang oli shocknya... jangan lupa ganti seal
karetnya... yang abal2 cuma 50rban sepasang tapi cuma awet 2 minggu,
yang ori harganya sampai 200rban sebiji tapi bisa dipake sampe mobilnya
jebol...
setelah ganti hardware kaki2 depan,
jangan lupa spooring lagi... kalau udah pake velg racing, balancing nya
udah pernah dilakukan apa belom? ga disarankan nginjak pedal gas sampe
mentok kalo velgnya masih kaleng... resiko ditanggung sendiri
...kekekek...
Yang
2004 keatas udah laen ndan, cuma keluar 1300 dan 1500 Karbu CDI 16
valve. Tapi sdh banyak penyempurnaan di piston, jd klep ngga bakal ancur
kalo timming beltnya putus. Posisi delco jg udah lbh tahan banjir.
Bahan pegas roda jg sdikit lbh lentur, mskp blm senyaman sedan.
Soal bensin, biasa ajah tuh ... piaraan ane bisa 1:13.5 kalo luar kota + AC
Tapi kalo lari 150kpj ..... hhhhiiiiii ngga berani ah
alau beli untuk kaki, mobil ini masih rekomended gan.
Gue juga masih pelihara di rumah. Yang 1300 taon 1993
yang paling nonjol dari mobil ini adalah perawatannya murah betul. Pokoknya bikin ketawa aja.
filter
bensin 40rb (ori), timing belt 300rb, puli 20rb, tensioner 45rb, kampas
kopling 275rb, fanbelt 15-20rban rata2. wkwkwkwkwk. Service besar ganti
timing belt, puli, tensioner, kampas kopling, kampas rem, minyak2 plus
ongkos gak habis 1.5 jt. Coba mobil laen, 3 jt masuk dah.
Overheat dan banjir memang masalah utama espass.
Overheat,
ganti radiator pake yang punya zebra 1.3. 700rb ori new. Overheat sudah
teratasi. Radiator espass cuman 1 baris kisi2, klo zebra 2 baris, jadi
lebih maknyusss.
Banjir,
Rumah platina (delco) kasih sealent yang nutup semua gap antara rumah
delco dengan mesin. Termasuk sambungan kabel2 yang dari karet.
Pasang tameng anti banjir. Dulu daihatsu jual nih tameng.
Atau
kalau ada duit, belikan cdi punya espass yang baru, sekitar 900rb
(jangan beli yang aftermarket alias gak ori, percuma). Beres dah.
kalo soal distributor bermasalah itu bukan cuma Zebra th
> 96 (1300), tapi bisa di semua jenis kendaraan, jenis dan merk apapun.
> Semua tergantung perawatan pemiliknya, termasuk cara menggunakan kendaraan
> itu, spare partnya orisinil nggak, juga usia kendaraan dan s'partnya.
> Espass saya malah lebih tua setahun 1300cc, alhamdulillah sampai sekarang
> lancar2 aja sering untuk jalan Bandung-Jogja PP. Pernah suatu saat mogok
> pas di dalam kota, tapi itu cuma karena ada kabel yang lepas (karena
> faktor usia), selebihnya ok-ok aja.
>
> Banyak s'part mobil (terutama untuk mesin) ada lifetimenya, misal sekian
> ribu km harus diganti. Tapi masalahnya kebanyakan pemilik mobil di
> Indonesia, nggak mengganti s'part itu walaupun udah lewat lifetimenya.
> Diganti baru kalo ada masalah. Persoalannya adalah, kadang masalah di satu
> bagian, bisa merembet ke bagian lain di mobil, sehingga memperpendek usia
> pakai s'part lain di mobil itu.
>
> Kekurangan espass untuk generasi lama: Biasanya mobil ini masih pake
> radiator yang 1-ply. Karena lubang2 di radiator sedikit, biasanya cepat
> kotor dan timbul kerak. Nah kalo lubang di radiator udah banyak tertutup
> kerak, sirkulasi air nggak lancar dan mesin cepat panas. Solusinya, sering
> kuras radiator dan servis radiator, sekitar 6 bulan sekali (di bangkel
> biasa tarif jasanya sekitar 50-100rb). Untuk zebra yang baru (>th 2000)
> udah pake radiator 2-ply, jadi lebih aman dari resiko overheating. Tapi
> kalo lama nggak di-servis ya bisa tertutup kerak juga, cuma untuk radiator
> jenis ini, siklus servisnya bisa lebih lama. Kekurangan lain, setir cukup
> berat kalo dibandingkan Suzuki Carry.
>
> Kelebihan espass/zebra: Tenaga cukup mantap, walaupun pake silinder 1300cc
> tapi punya 16 katup (Suzuki Carry, bahkan APV lama masih pake 12 valve).
> Posisi mengemudi nyaman, terutama kalo dipakai jarak jauh. Bensin irit,
> pengalaman pribadi dengan espass 1300, untuk jalan luar kota dengan medan
> yang lumayan berat (seperti jalur Tasik-Bandung), bisa 13 km/ liter. Untuk
> jalan tol, sekitar 14 km/liter (kecepatan rata-rata 70km/jam) sedangkan
> untuk dalam kota, dalam kondisi ramai lancar, masih bisa 11 km/liter.
>
Saya
punya Espass 1600 cc th '97 tetapi saya membelinya th '03 dari tangan
pertama, Tahun pertama saya pakai antar jemput anak sekolah, baik2 saja,
tahun kedua yakni '05 mulai ada kendala, yg saya ingat, saya baru jalan
100 m tiba2 mesin mati, saya cek ternyata pompa bensin tidak jalan,
saya beli baru original wkt itu 500 rb.
singkat kata th ke 3 saya pakai,
itulah tingkat kerewellannya luar biasa dari mesin tidak bisa di stater
kalau pagi, karena dynamo stater rusak, karena dynamo amper rusak,
carburator kotor dll.
Tahun 2007 saya pakai ke Tretes , lucunya waktu nanjak sama sekali tidak masalah, saya ingat
waktu itu saya bawa innova, sopir saya bawa espass tsb. untuk bawa barang dan anak buah saya.
Diluar
dugaan dalam perjalanan antara tretes trawas yg tanjakannya sangat
tajam, Innova saya harus saya kendalikan dengan susah payah agar kuat
menanjak (penumpang memang penuh), tetapi sopir saya yg berada
dibelakang saya karena takut menabrak saya dan tidak kuat menanjak
justru menyalip saya, tetapi tiba dijalanan menurun setelah melewati
Pacet, saya bisa memacu Innova saya hampir 120 km/jam, tetapi sopir saya
tidak kelihatan , setelah saya telp ternyata mogok.
Setelah diperiksa di Sby
penyebabnya ternyata sepele, karena tangki bensin benjol kena batu, itu
menyebabkan pompa bensin tidak bisa bekerja maksimal dalam kecepatan
tinggi.
Dan kaki2 pasti ada yg rusak jika dibawa DPS-SBY. ( Warm Steer, long terot, balljoint, lager bergantian rusak )
Tetapi setelah saya ganti baru
semua dengan sparepart original dan dengan penanganan yg baik sampai
sekarang tetap saya pakai, dan sekarang justru jarang rusak, walau kena
banjir sekalipun asal tidak terlalu dalam. Tidak saya jual karena sayang
toh hampir tidak ada harganya.
Kesimpulannya : kelemahan kaki2 gampang rusak, apalagi kalau diganti dengan sp imitasi.
Radiator cepat panas, tetapi setelah dipasang tambahan extravan tdk lagi.
Saya memakai tiga van, satu asli bawaan mobil, satu lagi didepan radiator dengan
extra
van jenis elektrik dan satu lagi didepan kondensor AC yg sengaja saya
letakkan jauh didepan ( jauh dari radiator) agar tidak mengganggu
pendinginan radiator.
Pompa bensin sebenarnya cukup kuat,
kelemahannya justru pada relaynya yg terletak dibawah dasbord sebelah
kanan dekat stir (ini saya ketahui sendiri, karena dealer tdk bisa
menemukan kesalahan ini, saya hrs mengganti pompa bensin terus ).
Radiator sebenarnya tdk masalah,yg bermasalah justru slang2nya.
AC juga cukup kuat asal rutin diservice.
Kaki2 memang lemah tetapi asal anda waspada tidak sering menerjang lubang , lumayan kuat koq.
Carburator juga jadi titik lemah,
tiap satu bulan atau 10000 km semprot dengan Carb cleaner, dan ganti
filter bensin tiap 10000 km, bersihkan filter udara setiap 5000 km.
Stir berat karena tdk power steering.
Mesin tidak boros. 1 lt/10 km pakai AC dalam kota.
Tarikan cukup baik.
Suspensi seperti badak, keras sekali, layaknya gak pakai per+schokbreaker.
Tambahan
sedikit Distibutor sudah saya ganti baru dengan system CDI, letak tetap
(yg baru pun tetap, bukan lebih tinggi !!, hanya konstruksi diperbaiki
seperti system CDI dan seal2nya yang lebih rapat sehingga air tidak
masuk
ESPASS NEWS
Melihat
pasar minibus yang cukup menjanjikan di tanah air, ATPM Daihatsu tak
mau kalah untuk ikut berjualan minibus kompak. Daihatsu Hijet 1000 dan
Zebra yang selama ini sudah kondang sebagai transportasi murah meriah,
tergantikan dengan Espass.
New
model yang rounded dan dilengkapi pintu geser menjadi opsi tersendiri
saat pertama kali launch. “Banyak yang merasa model ini agak aneh untuk
diadopsi sebagai minibus,” tutur Herman yang juga berjualan minibus
bekas di Depok. Namun Daihatsu optimis bisa menembus pasar minibus
kompak dengan desain anyarnya ini. Makanya sejak kemunculannya di 1995
bisa mencuri perhatian orang. Hingga varian yang terakhir, sudah
dilengkapi pasokan bahan bakar injeksi.
Bagi
yang perlu minibus kompak dengan muatan hingga 7 orang dewasa atau
barang dengan jumlah volume cukup besar, Espass bisa menjadi alternatif
menarik bila Carry dan Kijang Super dirasa old fashioned. Dengan dana Rp
30-40 jutaan sudah bisa bawa pulang Espass keluaran 1996 hingga 2001.
Espass terlahir dengan 2 macam mesin, 1.300 cc untuk yang super ekonomis
dan versi 1.600 cc yang ogah ditinggal mobil lain saat di jalan tol.
“Kalau yang 1.600 cc termasuk boros bahan bakar apalagi kalau beban
angkut cukup banyak,” tutur Fachri yang punya armada antar jemput anak
sekolah dengan Espass.
Makanya,
secara tidak langsung, segmen pemakainya bisa terbagi. Mesin 1.600 cc
lazim dipakai untuk harian sebagai transportasi pribadi (keluarga)
sementara varian mesin 1.300 cc kerap digunakan untuk niaga (angkutan).
Memang tidak pernah ada patokan pasti, tetapi Espass masih dianggap
handal. Kelebihan lain yang ditawarkan adalah posisi duduk driver serasa
mengendarai mobkas sedan, karena desain bonnet depan yang memang lebih
maju (monyong). “Tidak capek dan punggung tidak pegal saat berjalan
jauh,” jelas Fachri lagi.
1 Comment(s) |